Jumat, 24 April 2009

INFO KESEHATAN MINGGU INI

Minyak Wijen : "Raja Minyak Nabati"


Wijen (Sesamum indicum L.) diperkirakan berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Wijen termasuk famili Pedaliceae, genus Sesamum dan telah diidentifikasi sebanyak 24 species. Minyak wijen dinamakan Raja dari minyak nabati karena bermanfaat untuk kesehatan. Produk pangan dari wijen dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh.

Biji wijen digunakan untuk aneka industri, makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, pestisida, dan lain-lain. Bungkil wijen (ampas) yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut �cabuk�.







Minyak Wijen : "Raja Minyak Nabati"


Wijen (Sesamum indicum L.) diperkirakan berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Wijen termasuk famili Pedaliceae, genus Sesamum dan telah diidentifikasi sebanyak 24 species. Minyak wijen dinamakan Raja dari minyak nabati karena bermanfaat untuk kesehatan. Produk pangan dari wijen dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh.

Biji wijen digunakan untuk aneka industri, makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, pestisida, dan lain-lain. Bungkil wijen (ampas) yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut �cabuk�.

Tanaman wijen sudah lama dibudidayakan di Indonesia, sehingga tersebar luas hampir di semua pulau dan daerah yang sama. Namun areal pertanaman wijen di Jawa hampir habis karena terdesak oleh tanaman pangan dan bergeser ke kawasan Timur Indonesia terutama NTB dan NTT. Indonesia sejak 1987 mengimpor wijen sekitar 2000 ton. Selain biji, Indonesia juga mengimpor minyak wijen.

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas), Malang: Budidaya dan Pasca Panen Wijen


Kencur : Tanaman Multiguna

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus pada rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif di dalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya.

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro)


Cabe Jawa, Potensial untuk Industri Obat Tradisional

Cabe Jawa (Piper retrofractum), merupakan salah satu tanaman obat potensial, yang banyak dibudidayakan di lahan kering. Bagian yang bermanfaat adalah buahnya yang mengandung minyak atsiri, piperina, piperidina, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, undecylenyl 3-4 methylenedioxy benzene, N-isobutyl decatrans-2 trans-4 dienamida, sesamin, eikosadienamida, eikopsatrienamida, guinensina, oktadekadienamida, protein, karbohidrat, gliserida, tannin, kariofelina. Buah cabe Jawa banyak digunakan di dalam industri obat tradisional maupun untuk ekspor. Secara empirik buah cabe jawa berkhasiat sebagai karminatif dan sudorofik, obat perut kembung, peluruh keringat, pegel linu, reumatik, neuralgia. Sedangkan akarnya berkhasiat untuk mengobati sakit gigi. Kandungan bahan aktif minyak atsiri, piperin, piperidin dan turunannya di dalam buah cabe jawa, merupakan sumber bahan baku obat afrodisiak potensial.

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro)

Jati Belanda, Berpeluang dalam Industri Fito Farmaka

Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk merupakan salahsatu tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Berdasarkan analisa fitokimia yang terkandung dalam daun jati belanda terkandung triterpen. sterol, alkaloid, karotenoid, flavonoid, tannin, karbohidrat dan saponin. Selaindaunnya sebagai pelangsing, yang cukup banyak bermanfaat sebagai obat tradisional adalah kulit batangnya sebagai obat disentri, wasir, pnemonia, batuk dan brochitis. Pada tahun 2001, tepung kulit batang jati belanda berharga US$ 55/kg di pasaran dunia. Selain itu jati belanda berpeluang menjadi komoditas potensial di dalam industri fitofarmaka karena kandungan proantocyanidins yang diisolasi dari daun jati belanda sebagai obat kolera dan bahan baku produk pelangsing juga peluruh lemak.

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro)

Mengkudu, Tanaman Multikhasiat

Mengkudu merupakan salah satu tanaman obat multi khasiat yang sudah dimanfaatkan sejak jaman dahulu hampir diberbagai belahan dunia. Akhir-akhir ini tanaman tersebut mendapat perhatian dunia karena adanya fakta empiris dan kepercayaan serta bukti ilmiah bahwa mengkudu mempunyai berbagai khasiat penyembuhan terhadap berbagai penyakit generatif seperti tumor, kanker, darah tinggi. Kandungan kimia terpenting didalam buah mengkudu adalah Alkaloid (xeronin) yang berfungsi untuk meningkatkan aktivitas enzim dan struktur protein, polisacharida (asam glukoronat, glikosida) sebagai imunostimulan, anti kanker, dan anti bakteri, Scopoletin berfungsi memperlebar pembuluh darah, analgesik, ascorbin (vit. C) sebagai anti oksidan. Di dalam akar terkandung antrakuinon (damnakantal) yang berfungsi sebagai antiseptik, anti bakteri dan anti kanker, senyawa morindin dan morindon sebagai anti bakteri dan zat pewarna. Didalam daun terkandung antrakuinon, glikosida (falvonol glikosida dan lain-lain) sebagai anti kanker dan karotin merupakan sumber vit. A.


Bawang Putih Berkhasiat Anti Kanker

Bawang putih (Allium sativum) atau sering disebut garlic sudah lama dikenal sebagai salah satu bumbu masakan. Tanaman ini juga berkhasiat secara empiris untuk mengatasi berbagai penyakit. Tanaman ini mengandung khasiat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, antiarthritis, hipoglikemik, dan juga memiliki antivitas sebagai antitumor. Dalam tanaman ini terkandung sejenis minyak atsiri yang baunya menyengat hidung, yaitu metil alil disulfida. Selain itu, bawang putih juga mengandung lemak, protein, karbohidrat, vitamin B1 dan C, serta beberapa enzim. Potensi bawang putih juga sangat baik untuk mengobati dan mencegah kanker. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh PT Totalcare Nutraceutical (PTN), memperlihatkan aktivitas kemopreventif dengan menggunakan preparat bawang putih.

Sumber: Republika Online, Selasa 23 Maret 2004

Purwoceng, tanaman langka berkhasiat tinggi

Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk) termasuk tanaman langka karena habitat endemiknya di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Tanaman ini potensial sebagai komplemen untuk afrodisiak dan substitusi ginseng Korea serta viagra. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) di Bogor menunjukkan bahwa akar dan daun purwoceng mengandung steroid (stigmasterol dan sitosterol), turunan kumarin serta vitamin E.

Purwoceng sangat prospektif sebagai sumber bahan baku industri suplemen minuman yang berfungsi untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Sedangkan kandungan vitamin E dalam purwoceng dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika untuk peremajaan sel-sel tubuh dan memperbaiki kesuburan wanita.

Sumber: Buku Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat, Pusat Litbang Perkebunan


Adas Peluruh Dahak dan Antiperadangan

Tumbuhan ini hampir dikenal di seluruh pelosok Tanah Air. Tentu dengan nama yang berbeda-beda. Di Sumatera, misalnya, dikenal dengan nama das pedas (Aceh), adas, adas pedas (Melayu), dan adeh manih (Minangkabau). Di Jawa disebut hades (Sunda), adas, adas londo, adas landi (Jawa), dan adhas (Madura). Di Sulawesi dinamakan paapang, paampas (Manado), denggu-denggu (Gorontalo), papaato (Buol), adasa, rempasu (Makassar), adase (Bugis), dan kumpasi (Sangir Talaut). Di Nusa Tenggara disebut adas (Bali), dan wala wunga (Sumba). Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah buah masak yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan alas yang berlubang-lubang, misalnya tampi atau tikar dan dilakukan di bawah sinar matahari. Menurut bagian R&D PT SidoMuncul, minyak atsiri berkhasiat sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan antiperadangan (antiinflamasi), sehingga dapat digunakan untuk mengobati peradangan saluran pernafasan atas, misalnya hidung dan atau tenggorokan pada orang dewasa maupun anak-anak. Caranya dengan minum ramuan madu adas atau sirup adas. Di samping itu, bersifat sebagai peluruh kentut dan pereda kejang, sehingga dapat mengatasi gangguan pencernaan, perut kembung dan mulas misalnya sebagai akibat masuk angin, lebih-lebih untuk anak-anak.

Sumber: Republika Online, Selasa 13 Mei 2003

Bangle Pengencang Perut Pasca-Melahirkan

Tanaman yang memiliki nama Latin Zingiber cassum munar ini kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain minyak astiri (sineol, tinen), damar, pati, dan tanin. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah mugle, bungle, pandhiyang, kunyit bolai, panglai, bangalai, kukuniran, atau unin pakei. Sementara di luar negeri dikenal sebagai purple ginger. Bangle dikenal mampu memperkuat kontraksi rahim, serta pelangsing perut pascapersalinan. Untuk mengecilkan perut setelah melahirkan, ambil rimpang secukupnya, cuci, parut, lalu borehkan pada perut.

Sumber: Republika Online, Selasa 03 Juni 2003

Bidara Upas Atasi TBC dan Muntah Darah

Jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia cukup banyak. Penyakit ini biasanya ditandai dengan batuk yang lama dan muntah darah. Saat ini, banyak obat yang bisa menyembuhkannya bila diminum rutin dalam waktu minimal enam bulan. Selain obat-obatan modern, banyak pula tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat dan mengatasi muntah darah dan TBC. Tumbuhan berkhasiat obat ini sudah banyak digunakan sebelum ditemukannya obat-obatan modern. Salah satu pengobatan tradisional untuk batuk dan muntah darah adalah bidara upas (Merremia mammosa (Lour) Hall.f). (ASI), eksim, dan busung lapar. Untuk pengobatan TBC paru, panduan Prof HM Hembing Wijayakusuma menyebutkan, ramuannya terdiri atas sebanyak 30 gram umbi bidara upas ditambah 10 gram daun patikan kebo, dan 10 gram daun kumis kucing, direbus dengan 400 cc hingga airnya tersisa 200 cc. Air rebusannya diminum setiap malam. Sedangkan untuk mengatasi muntah darah, sebanyak 60 gram umbi bidara upas segar dicuci dan diparut. Airnya disaring sampai terkumpul 150 cc dan diminum.

Sumber: Republika Online, Selasa 06 April 2004

Buah Belimbing Wuluh Mengobati Batuk

Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memiliki berbagai khasiat obat yang dapat membantu mengobati sakit batuk. Untuk mengatasi batuk, ambil bunga belimbing wuluh sebanyak 25 kuntum, satu jari rimpang temu giring, satu jari kulit kayu manis, satu jari kencur, dua siung bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong. Kemudian rebus dengan lima gelas air sampai tersisa separonya. Saring ramuan rebusan ini dan minum dengan madu sebanyak 3 kali 3/4 gelas sehari.

Untuk mengatasi batuk rejan, ambil 10 buah belimbing wuluh dicuci bersih, remas dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua kali sehari. Obat batuk pada anak, segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya ditambah satu cangkir air. Campuran ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan kain dan dibagi untuk dua kali minum, pagi dan malam saat perut masih kosong.

Sumber: Republika Online, Selasa 27 Agustus 2002

Buah Bengkuang Mengatasi Diabetes

Buah Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Selain dapat dimakan segar, dibuat rujak, atau asinan. Kegunaan bengkuang antara lain untuk mengatasi penyakit diabetes. Kandungan kimianya adalah pachyrhizon, rotenon, avitamin B1 dan C. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah akar atau umbi, biji, dan tangkainya. Bengkuang bisa digunakan untuk pemakaian obat luar dan dalam. Untuk pemakaian luar, bengkuang secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, bengkuang dikupas kulitnya lalu dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan. Jika mengidap diabetes, satu atau dua bengkuang diparut lalu disaring dan diminum setiap pagi dan malam hari.

Sumber: Republika Online, Selasa 11 Februari 2003




Tidak ada komentar:

Pengikut